Friday, May 8, 2015

MASALAH-MASALAH PERILAKU ANAK

Sangat beragam persepsi di kalangan orangtua mengenai apa saja penyebab masalah perilaku. Pada tahap tertentu, kebanyakan anak akan menunjukkan perilaku yang membuat cemas orangtuanya, walau hanya sekedar menggigit kuku. Namun umumnya kebiasaan seperti itu akan segera ditinggakan. Diagram ini mencakup beberapa masalah perilaku yang lebih umum atau lebih serius yang perlu diatasi para orangtua. Dengan demikian akan bisa membantu anda memutuskan perlu tidaknya meminta saran dokter.





“Adakah salah satu gejala berikut : menghindari tatapan mata, mengulang-ulang suatu kelakuan, berbahasa sangat buruk. Jika ada, mungkin ia menderita sejenis autisme. Kondisi ini lebih umum pada anak laki-laki dan biasanya mulai terlihat di usia 3 tahun. Periksakanlah ke dokter. Tindakan, dokter akan merujuk si anak untuk diperiksa seorang spesialis. Tingkat keparahan autisme sangat bervariasi. Walau pada beberapa anak bisa dibantu dengan terapi bahasa dan pengucapan, banyak anak lain perlu diikutkan di sebuah sekolah khusus”

“Kecemasan terhadap suatu peristiwa baru, misalnya kelahiran bayi baru atau perceraian orangtua, sering menimbulkan efek sementara pada perilaku anak. Tindakan, cobalah temukan dan atasi semua penyebab kekhawatiran si anak. Bila si anak sudah bersekolah, ada baiknya memberi tahu gurunya bahwa ada masalah di rumah. Bila perilaku si anak tidak membaik dalam beberapa lama dan mendapat dukungan ekstra, konsultasika ke dokter yang akan bisa memberi beberapa saran, misalnya dengan merujuk ke klinik bimbingan anak, bila diperlukan”

“Anak-anak seringkali memasuki fase menjengkelkan. Hal seperti itu wajar dan biasanya tidak berlangsung lama. Tindakan, berilah si anak kasih sayang serta dukungan, dan tanyakanlah ke sekolah apakah si anak juga membuat masalah. Bila perilaku si anak tidak membaik dalam beberapa minggu, konsultasikanlah ke dokter”

“Penyalahgunaan obat dan pelarut kimia sering menimbulkan masalah perilaku. Tindakan, ajaklah si anak bicara untuk mencari adanya penyebab tersembunyi. Berusahalah tidak marah atau agresif, namun siramilah ia dengan kasihsayang. Pemberian dukungan bisa memberinya kepercayaan diri untuk menghentikan kebiasaannya. Bila anda menduga ia sudah kecanduan obat, mintalah saran dokter”

“Apakah si anak menjadi menarik diri dan tidak berminat pada kegiatan yang bisa disukainya ? Jika iya, mungkin si anak mengalami depresi dan kecemasan. Tindakan, ajaklah si anak bicara agar terungkap penyebab perilakunya itu. Berikan dukungan dan dorongan, dan cobalah menghilangkan atau mengurangi semua hal yang bisa menimbulkan stresnya. Bila perilaku si anak belum membaik atau memburuk dalam 2 minggu, periksakanlah ke dokter”

“Apakah si anak tidak sopan, berisik dan membangkang ? Adalah biasa bila seorang  anak kecil menguji tatakrama dan membantah orangtuanya. Banyak anak yang memasuki fase berperilaku sulit seperti ini, yang sering disebut 'kerewelan usia 2 tahun'. Tindakan, semua anak akan keluar dari fase perilaku seperti ini. Sementara itu ikuti saran tindakan menghadapi kerewelan ini (bawah artikel ini). Bila, pada tingkat tertentu, anda tidak tahan menghadapinya, periksakanlah ke dokter atau mantri kesehatan terdekat”

“Anak-anak memang suka melawan. Namun bila si anak terus bersikap anti sosial, perusak atau kejam, mungkin ia menderita kelainan perilaku. Periksakanlah ke dokter. Tindakan, dokter akan merujuk si anak ke seorang spesialis untuk diteliti. Bimbingan anak atau terapi keluarga mungkin akan diperlukan. Namun masalah perilaku yang sudah berlangsung lama mungkin sudah sulit dirubah”

“Apakah si anak mudah bosan, tidak bisa berkonsentrasi, gelisah, impulsif, suka merusak ? Walau perilaku seperti yang disebutkan tadi wajar bagi anak kecil, anak usia sekolah terutama anak laki-laki yang selalu aktif dan suka merusak mungkin menderita kelainan hipdraktif karena kekurangan perhatian. Periksakanlah ke dokter. Tindakan, dokter mungkin akan merujuk si anak ke spesialis untuk memastikan diagnosa ini. Anak dengan kondisi ini memerlukan tambahan dukungan dan bantuan di rumah maupun di sekolah, dan sebagian ada yang memerlukan pengobatan”


Hiperaktifitas Karena Kurang Perhatian
Anak kecil biasanya sangat aktif. Namun seorang anak yang terlalu giat, impulsif dan tidak bisa berkonsentrasi mungkin menderita hiperaktif karena kurang-perhatian. Anak berkelainan seperti ini (biasanya anak laki-laki) mungkin bersifat perusak, pemarah, agresif dan juga sulit berkawan.

Perilaku seperti ini sulit diatasi dan menuntut kesabaran serta pengertian. Anak-anak seperti ini sering rendah-diri karena sering menolak dan mengkritik. Bila menduga anak anda mengidap kelainan hiperaktif, yang akan memeriksa perilaku si anak dan mungkin merujuknya ke psikolog-anak, atau psikiatris-anak, atau paediatris. Mungkin anda akan diajari berbagai teknik memperbaiki perilaku si anak, sedangkan si anak akan diberi beberapa obat yang bisa membuatnya tenang. Anak tersebut juga akan mendapat manfaat belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Walau kelainan ini sering berlanjut sampai usia remaja, masalah perilaku akan berkurang keparahannya bila penanganannya dimulai cukup dini.


Perilaku Kebiasaan
Kebiasaan anak, misalnya menggigit kuku adalah biasa dan jarang berbahaya. Mereka hanya mencari kenyamanan dari ketegangan atau untuk mengekspresikan emosi, misalnya marah. Jarang terjadi, kebiasaan untuk menahan nafas akan bisa digunakan untuk menguasai orangtua. Sekitar sepertiga dari jumlah anak suka menggigit kuku, sebuah kebiasaan yang bisa berlanjut ke masa dewasa.

Menghisap jempol adalah umum pada anak usia di bawah 3 tahun, beberapa berlanjut sampai usia 6 atau 7 tahun, usia ketika mereka perlu diajari supaya menghentikan kebiasaannya itu untuk mencegah gigi dewasanya tumbuh keluar tempatnya. Anak-anak seringkali menyadari kebiasaannya. Untuk menghentikan kebiasaan itu, ingatkanlah dengan lembut setiap kali ia melakukannya. Bila hal itu membuat anda khawatir, mintalah saran dokter.


TINDAKAN SENDIRI : Menghadapi 'kerewelan usia 2 tahun'
Perioda sekitar 2 tahun adalah usia anak mulai mengerti bahwa dia memiliki identitas terpisah dan bisa mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Saat itulah sering timbul perubahan suasana hati. Si anak mungkin mengalami masa mau menang sendiri, sikapnya berubah menjadi marah bila keinginannya tidak terpenuhi. Hal itu bisa berganti dengan saat ia merasa tidak aman dan menolak dipisahkan dari anda.

Perilaku seperti itu menimbulkan istilah 'kerewelan usia 2 tahun' yang sangat menguji kesabaran para orangtua. Bila anak anda menjadi rewel, berusahalah tetap tenang dan abaikanlah kelakuannya itu, kecuali bila hal itu bisa mencelakakannya. Abaikanlah juga orang lain yang mengecewakan. Bila anda kecewa oleh kerewelannya, lebih baik tinggalkan ruangan daripada anda menunjukkan kejengkelan anda. Carilah dukungan dari orangtua lain yang memiliki anak seusia. Anak anda akan segera keluar dari fase ini, namun sementara itu bila anda merasa tidak tahan menghadapi perilakunya, mintalah saran dan dukungan dari dokter atau mantri kesehatan setempat.

No comments:

Post a Comment